SELAMAT DATANG DI BLOG AMF
Al Mageti Foundation (AMF) adalah program bantuan beasiswa dari alumni Magetan kepada pelajar Magetan
Mimpi AMF adalah menjadi lembaga sosial profesional yang dapat membantu ratusan siswa yang kurang mampu
Bantuan dapat disalurkan melalui: Rekening bank Muamalat: 0124727845 atas nama: Setyo Purwanto (Bendahara Umum AMF) Kode atm bersama: 147

Laporan Keuangan AMF Bulan Februari 2012

Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah kami ingin melaporkan dana saldo bulanan AMF per 16 Februari 2012.



Dana yang terkumpul pada pertengahan februari 2012 ini sebesar Rp. 4.014.526,16. Dana ini setelah dikurangi dengan dana yang digunakan untuk membantu saudari Ertika sebesar Rp. 1.800.000,-. Terakhir kami atas nama AMF menyampaikan banyak terima kasih jazakumullah khairan katsira kepada semua pihak yang telah mempercayakan Infak dan Sodaqohnya melalui kami, mudah-mudahan segala amal ibadahnya menjadi berkah dan diberkahi selalu oleh Allah SWT. Mari berbuat untuk Magetan yang lebih baik ^_^

Antara Khawatir dan Sedih

Khawatir dan sedih adalah dua dari sekian banyak gejolak rasa yang ada dalam jiwa-jiwa manusia. Sering kali ia menghampiri kita, meski kita tak pernah mengharapnya. Ia adalah fitrah, yang selalu timbul dan tenggelam bersamaan dengan gerak riak kehidupan. Dan Al-Quran, sebagai sebaik-baik petunjuk, sudah lah tentu memiliki bahasan tentang dua rasa itu. Mari kita simak bersama…

Gambar diambil dari : houseofallnations.blogspot.com

Syaikh Nouman Ali Khan saat membahas tafsir surat Al-Baqarah ayat 38 mendefinisikan khawatir sebagai sebuah rasa yang muncul karena persepsi kita akan masa depan atau sesuatu yang belum terjadi. Sedangkan sedih adalah sebuah rasa yang timbul tersebab persepsi kita akan masa lalu atau sesuatu yang telah terjadi. Misalnya, saat kita sebagai pelajar, pada umumnya merasa khawatir ketika menjelang ujian, dan sering kali merasa sedih setelah ujian. Tergantung seberapa serius persiapan kita sebelumnya (dan juga faktor keberuntungan kali ya :D )

Di dalam Al-Quran, kata khawatir (خَوْف) muncul sebanyak 124 kali dalam 7 bentuk kata yang berbeda. Sedangkan kata sedih (حَزَن) berulang 43 kali dalam 3 bentuk kata yang berbeda. Dari sejumlah bilangan tersebut, ada 12 kali pengulangan yang menyajikan kata khawatir dan sedih dalam redaksi yang beriringan.

وَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

“Tidak ada kehawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati”

Potongan ayat ini, didahului oleh banyak redaksi yang intinya sama, yakni barang siapa benar-benar mengikuti petunjuk Allah, maka tidak ada kehawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Dan berlaku sebaliknya, barang siapa yang tidak mau menuruti perintah-Nya, maka pasti lah ada kekhawatiran atas mereka, dan mereka pun akan bersedih hati.

Ada beberapa hal yang sangat menarik dari pilihan katanya. Allah Maha Mengetahui bahwa khawatir adalah fitrah perasaan manusia yang pasti selalu ada meski kadarnya bisa saja kecil. Melanjutkan contoh sebelumnya, walaupun kita sudah belajar dengan sungguh-sungguh menjelang ujian, tetap saja sempat terbetik rasa khawatir bagaimana soal yang nanti diujikan, akankah sesuai dengan yang kita pelajari, dan berbagai pertanyaan lain yang bermunculan. Apalagi seandainya kita tidak belajar sama sekali, maka kekhawatiran itu pun semakin menjadi-jadi.

Gambar diambil dari : catatancumplung.blogspot.com

Dalam hal ini, Allah menggunakan redaksi khauf (خَوْفٌ) yang merupakan bentuk kata benda. Kata benda seperti yang kita ketahui, bermakna permanen, tidak bergantung pada waktu. Allah tidak menggunakan pilihan kata kerja yakhafuna (seperti halnya pada kata sedih: yahzanuna). Kemudian, penggunaan harakat tanwin pada akhir kata لا خَوْفٌ menyebabkan frasa tersebut bermakna tidak mutlak, karena pada dasarnya kekhawatiran adalah fitrah manusia. Dengan redaksi tersebut Allah masih menjaga fitrah manusia, bahwa masih ada sedikit kemungkinan timbulnya kekhawatiran. Adalah berbeda jika penggunaan harakat akhirnya fathah, seperti pada ayat ke-2 surat Al-Baqarah لاَ رَيْبَ yang akan bermakna absolut (bahwa Al-Quran mutlak tidak ada keraguan di dalamnya).

Untuk itu, pemaknaan yang lebih tepat untuk لا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ adalah tidak ada bahaya atas mereka. Karena bisa jadi orang tidak merasa khawatir/takut, padahal ada bahaya di dalamnya. Contohnya, anak kecil yang bermain dengan ular. Bisa jadi ia tidak merasakan ketakutan/kekhawatiran, tapi di dalamnya ada bahaya yang mengancam. Karena itu, pemaknaan ayat di atas menjadi jika kita benar-benar mengikuti petunjuk Allah, maka sama sekali tidak ada bahaya terhadap kita (walaupun seandainya kita merasakan sedikit kekhawatiran). Dengan kata lain, hati kita akan merasa aman dan nyaman dalam menikmati segala warna kehidupan.

Lalu, bagaimana dengan penggunaan kata sedih? Allah menggunakan redaksi sedih dengan kata kerja bersedih hati (يَحْزَنُونَ). Kata kerja, seperti yang sudah diketahui umum, tidak bermakna permanen atau bergantung pada waktu. Sebagai umpama: telah bersedih, sedang bersedih, atau akan bersedih. Hal ini menyiratkan pesan bahwa dalam hidup ini, terlepas dari seberat apapun cobaan yang menghadang kita, bersedih hanya bersifat sementara. Ia adalah pilihan, dan bukan sesuatu yang mutlak. Kita bersedih itu karena kita selalu mengingat-ingat kejadian yang membuat kita sedih. Jika saja kita mencoba untuk melupakannya dan segera bangkit menyongsong masa depan, maka kesedihan pun akan menghilang. Jadi, tidak ada alasan untuk larut dalam kesedihan.

“…Maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati” (QS 2:38)

Artikel ini diambil dari : http://arun1st.wordpress.com/2012/01/29/antara-khawatir-dan-sedih-2/

Ketika Kita Meringankan Beban Orang Lain

Dari Abu Hurairah ra. Nabi saw bersabda :
"
Barang siapa melepaskan seorang mukmin dari penderitaan-penderitaan dunia, niscaya Allah akan melepaskannya darinya penderitaan-penderitaan di hari kiamat, barangsiapa memudahkan urusan yang sulit niscaya Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan di akherat. Barang siapa menutup aib seorang muslim maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan di akherat. Allah akan senantiasa menolong seorang hamba, selama hamba itu senantiasa menolong saudaranya. Barangsiapa menempuh perjalanan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga. Tidaklah suatu kaum berkumpul di satu rumah di antara rumah-rumah Allah untuk membaca kitab Allah dan mempelajarinya bersama-sama, kecuali akan turun kepada mereka ketentraman, rahmat Allah akan menyelimuti mereka, dan Allah akan memuji mereka di hadapan (para malaikat) yang berada disisi-Nya. Barangsiapa yang amalnya kurang maka tidak akan disempurnakan oleh kemuliaan nasabnya." (Hadits dengan redaksi seperti ini diriwayatkan oleh Muslim)

Sumber : Hadits ARBAIN An Nawawiyah

Tafsir Surat Ar-Rum Ayat 20

Berikut ini adalah kultwit tafsir QS Ar-Rum ayat 20 yang disampaikan oleh ustadz Didin Hafidhudin (Ketua Umum BAZNAS dan juga Dewan Syariah Nasional MUI) dalam akun twitternya:

1. "Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu menjadi manusia yang berkembang biak. #ArRum20
2. Ayat #ArRum20 ini diawali dengan "Wa min ayaatihi" yang berarti perlu untuk diperhatikan dengan seksama.
3. Hal ini bertujuan untuk menguatkan ketauhidan dan keimanan kepada Allah swt. #ArRum20
4. Karena #ArRum20 ini terkait dengan fenomena alam, yaitu tentang proses penciptaan manusia, yang terdiri dari 4 tipologi.
5. Tipologi pertama, yaitu manusia pertama (Nabi Adam) diciptakan dari tanah (saripati tanah), yang juga terdapat dalam QS 23:12. #ArRum20
6. "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah." (23: 12) #ArRum20
7. Hal ini menunjukan bahwa manusia tidak mungkin dapat hidup sempurna, kecuali di muka bumi (atas tanah). #ArRum20
8. Tipologi kedua, yaitu penciptaan Siti Hawa (manusia kedua) berasal dari bagian tubuh (tulang rusuk) Nabi Adam. #ArRum20
9. Dengan adanya Nabi Adam & Siti Hawa, manusia kemudian bereproduksi dan berkembang biak sehingga manusia bertambah jumlahnya. #ArRum20
10. "Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu dan daripadanya Allah menciptakan istrinya.. (4: 1) #ArRum20
11. ..Dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.. (4: 1) #ArRum20
12. ..Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain dan peliharalah hubungan silaturahim.. (4: 1) #ArRum20
13. ..Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu." (4: 1) #ArRum20
14. Dr QS Annisa: 1 tersebut, diketahui bahwa salah satu tujuan pernikahan adalah untuk meningkatkan silaturahmi. #ArRum20
15. Karena dengan pernikahan, kita akan semakin banyak memiliki keluarga. Maka silaturahim tersebut harus dijaga dengan baik. #ArRum20
16. Pd QS Annisa: 1 ini pun, kata 'takwa' diulang hingga 2 kali menggambarkan betapa pentingnya keluarga dan menjaga silaturahim. #ArRum20
17. Selain itu dalam Hadist dikatakan, "Nasihatilah para wanita karena wanita diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok.. #ArRum20
18. ..Dan yang paling bengkok dari tulang rusuk adalah pangkalnya, jika kamu mencoba untuk meluruskannya maka dia akan patah.. #ArRum20
19. ..Namun bila kamu biarkan maka dia akan tetap bengkok. Untuk itu nasehatilah para wanita." (HR Bukhari) #ArRum20
20. Kata 'bengkok' ini merupakan kiasan yang berimplikasi bahwa jika wanita dinasihati harus dengan cara yang lemah lembut. #ArRum20
21. Pada intinya antara wanita (istri) dan laki-laki (suami) saling membutuhkan dan saling menutupi. #ArRum20
22. "..Mereka itu adalah pakaian bagimu dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka." (2: 187) #ArRum20
23. Maka antara suami dan istri sudah semestinya saling menjaga dan saling menutupi aib masing-masing. #ArRum20
24. Bahkan dalam hadist dikatakan bahwa mulia atau tidaknya seorang laki-laki ditentukan oleh bagaimana dia memperlakukan istri dan anak-anaknya. #ArRum20
25. "Tidaklah memuliakan seorang istri, kecuali suami yang mulia. Dan tidaklah menghinakan seorang istri kecuali suami yang hina." #ArRum20
26. Pun dalam hadist lain dikatakan, "Seburuk-buruknya istri di akhirat adalah mereka yang bersenang-senang dengan suami mereka di dunia dan.. #ArRum20
27. ..Dan pada saat yang bersamaan dia menjelek-jelekkan suaminya / mengumbar keburukan suaminya." #ArRum20
28. Karena itu suami yang mulia adalah mereka yang memuliakan istrinya, kemudian diimbangi dengan ketaatan istri pada suami atas dasar takwa pada Allah. #ArRum20
29. Karena itu, sangat memprihatinkan jika kita lihat di tv, saat ada suami-istri bercerai, kemudian mereka saling membuka aib. Naudzubillah. #ArRum20
30. Selain itu, kunci syurga bagi wanita ad 4: 1. Shalat 5 waktu, 2. Puasa di bulan Ramadhan, 3. Menjaga pergaulan, 4. Taat pada suami. #ArRum20
31. Maka di sini terlihat bahwa keluarga menjadi pondasi yang paling dasar bagi pendidikan anak. #ArRum20
32. Orang tua adalah guru pertama bagi para anak karena didikan mereka dapat menentukan bagaimana karakter anak ke depan. #ArRum20
32. Maka kita harus menjadi orang tua yang baik, memberikan pondasi agama yang kuat bagi dasar pendidikan untuk anak-anak kita. #ArRum20
33. Tipologi ketiga dari penciptaan manusia adalah proses penciptaan Nabi Isa as yang lahir dari rahim Siti Maryam, tanpa ayah. #ArRum20
34. Hal ini dapat dilihat dalam QS Ali Imran (3) ayat 45-47 dan ayat 59-60. #ArRum20
35. Kejadian ini menunjukkan bahwa istilah mustahil mungkin ada bagi manusia, namun tidak ada bagi Allah. #ArRum20
36. ..Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya 'jadilah', lalu jadilah dia." (3: 47) #ArRum20
37. Maka kita tidak boleh ragu-ragu akan kemahakuasaan Allah. Tiada yang tidak mungkin bagi-Nya. #ArRum20
38. Tipologi keempat dari proses penciptaan manusia adalah proses penciptaan keturunan nabi Adam. #ArRum20
39. Berawal dari nutfah (air mani)> 'alaqah (segumpal darah)> mudghah (segumpal daging)> 'idhoma (tulang belulang).. #ArRum20
40. 'Idhoma (tulang belulang)> dibungkus daging> dijdikan makhluk yang berbentuk lain. (Lihat QS 23: 13-14) #ArRum20
41. Dalam QS 23: 13-14 juga disebutkan bahwa rahim ibu adalah tempat yang kokoh bagi janin. #ArRum20
42. Setelah 120 hari, kemudian akan ditiupkan ruh bagi janin dan ditetapkan nasibnya (HR Bukhari & Muslim) #ArRum20
43. Maka kita (terutama orang tua) harus terus menerus mendoakan anak kita mulai dari dalam kandungan hingga mereka hidup di dunia. #ArRum20
44. Kesemua hal tersebut yang telah dijelaskan sebelumnya, haruslah dapat meningkatkan keimanan kita kepada Allah. #ArRum20
45. Karena fenomena atas semua kejadian semuanya didasarkan pada kemahakuasaan Allah. Maka iman kita kepada Allah harus terus dikuatkan. #ArRum20
46. Semoga kita semua dapat menjadi manusia yang semakin beriman dan bertakwa kepada Allah swt. #ArRum20
47. Dan semoga keluarga dan keturunan kita dijadikan sebagai manusia yang sholeh/ah dan bermanfaat bagi kebaikan dunia akhirat. Amin. #ArRum20

Demikian kultwit yang cukup panjang ini tentang tafsir QS #ArRum20. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Amin.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Printable Coupons