SELAMAT DATANG DI BLOG AMF
Al Mageti Foundation (AMF) adalah program bantuan beasiswa dari alumni Magetan kepada pelajar Magetan
Mimpi AMF adalah menjadi lembaga sosial profesional yang dapat membantu ratusan siswa yang kurang mampu
Bantuan dapat disalurkan melalui: Rekening bank Muamalat: 0124727845 atas nama: Setyo Purwanto (Bendahara Umum AMF) Kode atm bersama: 147

Berkah Silaturahmi


Bismillah.

Saling bertandang, berkunjung ke teman sanak saudara dan faimily merupakan hal yang simple, mudah, dan menyenangkan seharusnya. Namun demikian, budaya yang baik ini sekarang mulai luntur sedikit demi sedikit. Orang lebih senang menghabiskan waktu libur untuk melakukan yang berbau dunia maya. Seperti, lebih enak leyeh-leyeh di rumah sambil nonton acara TV dari pagi sampai siang, Maen game sepuasnya seharian, atau internetan seharian, atau pengen memuaskan tidur dari pagi sampai siang di hari libur, apakah salah? ya enggak sih, hanya saja kok sepertinya tidak ada aktivitas lain yang lebih baik yang bisa dilakukan.

Masih banyak aktivitas selain hal-hal diaats dalam menghabiskan waktu libur. Salah satunya adalah bersilaturahmi ke teman, sanak family. Selain untuk mempererat ikatan hati, ada keberkahan disana. Dan ada rejeki yang akan tidak terduga. Selain bisa menambah saudara dan teman, sering sekali aku mendapatkan rejeki tak terduga.

Seperti Idul Qurban tahun in (1433 H), saat tanggal 10 Dzulhijah ke Rumah bulek di cibinong, dapet makan sate gratis, dan pas juga kebetulan aku tidak mendapatkan jatah qurban di tempat tinggalku. Tapi Alloh menyediakan rejeki nyate daging kambing saat berkunjung di bulek cibinong yang jaraknya 30an km dari tempat tinggalku. Pertanyaannya, apakah jika aku tidak ke cibinong aku akan dapat makan sate? Menurutku kemungkinan besar tidak, sebab rejeki itu disediakan Alloh pada tempatnya masing masing, tergantung kita mau menjemputnya atau tidak.

Tanggal 12 Dzulhijahnya, aku dan temen temen kerja silaturahmi ke salah satu karyawan pabrik yang tiggal du daerah Ulujami, Pesranggahan Jakarta selatan atau sekitar 30an km juga dari tempat aku tinggal. Dan subhanallah, dapet gulai sapi, ketupat, spageti dan makanan-makanan yang alinnya. Di tanggal 10 dapet sate kambing, tanggal 12nya dapat gulai sapi. Akhirnya di hari qurban merasakan makanan dari kambing dan sapi, padahal aku gak dapat jatah dari daerahku tinggal daging dari kedua hewan tsb. Tapi lihatlah bagaiaman Alloh memberi melalui perantara silaturahmi.

Sebenarnya masih banyak cerita lain tentang keberkahan silaturahmi ini, yang seolah olah apa yang kita cari selama ini tidak ketemu, ternyata bisa terselesaikan dengan sangat mudah dengan cara silaturahmi. Tidak ada salahnya untuk di coba sobat, dan buktikan kedasyatan berkah silaturahmi. (9ethuk)

Tetangga, oh tetangga

Sahabat AMF sekalian, belum pernah ada cerita orang hidup di dunia, dari awal dia lahir hingga bisa beranjak dewas, tua, sampai dia meninggal tidak membutuhkan bantuan dari orang lain. Kalau ada, saya bakal bilang waw, sambil koprol.

Dan, tetangga adalah 'orang lain' terdekat yang akan kita miliki, mau atau tidak mau. Sehingga, jauh jauh hari sebelum ada buku tentang tata bertetangga yang baik dan barakah.

Pengalaman pribadi yang hampir satu tahun ngontrak di Jakarta Pusat, daerah Mardani yang meruapakan kawasan padat. Mau tidak mau kita akan bertenagga dengan Ibu kontrakan, dan tetangga kontrakan. Sebenarnya ngekost bukanlah hal yang baru bagi saya, dulu waktu kuliah juga ngekost selama 5 tahun. Tapi saat sekarang dengan kondisi yang berbeda, saya ngontrak saat sudah berkeluarga. Artinya, orang akan melihat kita bukan secara individu, tapi secara keluarga menyeluruh. Maka tidak heran jika ada sebutan, keluarganya pak ini, keluarganya pak itu, ada tambahan ejaan keluarga sebelum disebut nama kita.

Salah satu pilar kesuksesan berkeluarga adalah kesuksesan kita bertetangga, untuk sukses bertetangga kuncinya simple aja sebenarnya.

"Bagi yang kita punya, maka orang lain akan membagi untuk kita kebaikan". Jadi kita dituntut untuk memberi tertelih dahulu, bukan menunggu pemberian dari tetangga.  Pengalaman pribadi, saat akan memulai memberi ada rasa 'takut' yang tidak berdasar saat akan memulai memberi, ada takut terlalu sedikitlah, atau mungkin barang yang kita berikan tidak seberapa harganya, takut ditolaklah, takut ini itu dll, sungkan dll, yang inti sebenarnya adalah kita tidak terbiasa untuk memulai memberi. Saran saya, mulailah sekecil dan setidak bergarha apapun itu, selanjutnya akan mudah.

Karena aku perantauan, biasanya sehabis pulang kampung aku pasti dibekali ibuk oleh2 khusus untuk ibu kost. Kadang kerupuk, tempe kripik, jajanan magetan. Nah, dari situ aku kasih ke Ibu kost, apakah saudara tau impactnya hingga saat ini?

Hampir setiap kalia ada acara keluarga, kamarku kebagian rejeki. Kadang dikasih lauk pauk, kue ultah cucunya ibu kost, bahkan pas puasa aku dan istri sering dapet menu buka puasa. Tidak hanya sekali dua kali, berkali kali.

Bahkan pernah pas puasa Ramadhan ini, pas itri ke surabaya cuti melahirkan, aku di jakarta sendirian. Sahur-sahur ibu kost ngasih makan sahur dan bertepatan aku gak punya makanan buat sahur. MasayAllah. Dan tidak hanya sekali itu terjadi, saat buka puasa juga gitu.

Baru baru aja, lagi pengen makan ke warteg, ibu kost manggil, diaajak makan siang bersama. Wow, sesuatu banget. Tadi malam, pas kelaperan Ibu kost datang bawa kue. Waw lagi dan masih banyak lagi.

Bukan hanya tentang dikasih makanan, obrolan jadi mancer saudaraku. Kadang ngobrol ama bu kontrakan tentang harga barang2 yang murah sekitar situ, warung makan yang enak, perabot rumah tangga yang kuat dan murah, pasar yang murah dan lengkap, beli ini dimana, beli itu dimana dan semua tentang kebutuhan kita berumah tangga bisa terselesaikan dengan cepat. Hany berawal dengan memberi.

Jadi mari kita mulai dengan memberi, hiraukan dulu tentang takut dan menunggu diberi. (9ethuk)

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Printable Coupons