SELAMAT DATANG DI BLOG AMF
Al Mageti Foundation (AMF) adalah program bantuan beasiswa dari alumni Magetan kepada pelajar Magetan
Mimpi AMF adalah menjadi lembaga sosial profesional yang dapat membantu ratusan siswa yang kurang mampu
Bantuan dapat disalurkan melalui: Rekening bank Muamalat: 0124727845 atas nama: Setyo Purwanto (Bendahara Umum AMF) Kode atm bersama: 147

Tiga Karung Beras

Ini adalah makanan yang tidak bisa dibeli dengan uang. Kisah ini adalah kisah nyata sebuah keluarga yang sangat miskin, yang memiliki seorang anak laki-laki. Ayahnya sudah meninggal dunia, tinggalah ibu dan anak laki-lakinya untuk saling menopang. Ibunya bersusah payah seorang membesarkan anaknya, saat itu kampung tersebut belum memiliki listrik. Saat membaca buku, sang anak tersebut diterangi sinar lampu minyak, sedangkan ibunya dengan penuh kasih menjahitkan baju untuk sang anak.

Saat memasuki musim gugur, sang anak memasuki sekolah menengah atas. Tetapi justru saat itulah ibunya menderita penyakit rematik yang parah sehingga tidak bisa lagi bekerja di sawah. Saat itu setiap bulannya murid-murid diharuskan membawa tiga puluh kg beras untuk dibawa ke kantin sekolah. Sang anak mengerti bahwa ibunya tidak mungkin bisa memberikan tiga puluh kg beras tersebut.Dan kemudian berkata kepada ibunya: " Ma, saya mau berhenti sekolah dan membantu ibu bekerja disawah". Ibunya mengelus kepala anaknya dan berkata : "Kamu memiliki niat seperti itu ibu sudah senang sekali tetapi kamu harus tetap sekolah. Jangan khawatir, kalau ibu sudah melahirkan kamu, pasti bisa merawat dan menjaga kamu. Cepatlah pergi daftarkan ke sekolah nanti berasnya ibu yang akan bawa ke sana".

Karena sang anak tetap bersikeras tidak mau mendaftarkan ke sekolah, ibunya menampar sang anak tersebut. Dan ini adalah pertama kalinya sang anak ini dipukul oleh ibunya. Sang anak akhirnya pergi juga ke sekolah. Sang ibunya terus berpikir dan merenung dalam hati sambil melihat bayangan anaknya yang pergi menjauh. Tak berapa lama, dengan terpincang-pincang dan nafas tergesa-gesa Ibunya datang ke kantin sekolah dan menurunkan sekantong beras dari bahunya.

Pengawas yang bertanggung jawab menimbang beras dan membuka kantongnya dan mengambil segenggam beras lalu menimbangnya dan berkata : " Kalian para wali murid selalu suka mengambil keuntungan kecil, kalian lihat, di sini isinya campuran beras dan gabah. Jadi kalian kira kantin saya ini tempat penampungan beras campuran". Sang ibu ini pun malu dan berkali-kali meminta maaf kepada ibu pengawas tersebut.

Awal Bulan berikutnya ibu memikul sekantong beras dan masuk ke dalam kantin. Ibu pengawas seperti biasanya mengambil sekantong beras dari kantong tersebut dan melihat. Masih dengan alis yang mengerut dan berkata: "Masih dengan beras yang sama". Pengawas itupun berpikir, apakah kemarin itu dia belum berpesan dengan Ibu ini dan kemudian berkata : "Tak perduli beras apapun yang Ibu berikan kami akan terima tapi jenisnya harus dipisah jangan dicampur bersama, kalau tidak maka beras yang dimasak tidak bisa matang sempurna.

Selanjutnya kalau begini lagi, maka saya tidak bisa menerimanya".

Sang ibu sedikit takut dan berkata : "Ibu pengawas, beras di rumah kami semuanya seperti ini jadi bagaimana? Pengawas itu pun tidak mau tahu dan berkata : "Ibu punya berapa hektar tanah sehingga bisa menanam bermacam-macam jenis beras". Menerima pertanyaan seperti itu sang ibu tersebut akhirnya tidak berani berkata apa-apa lagi.

Awal bulan ketiga, sang ibu datang kembali ke sekolah. Sang pengawas kembali marah besar dengan kata-kata kasar dan berkata: "Kamu sebagai ibu kenapa begitu keras kepala, kenapa masih tetap membawa beras yang sama. Bawa pulang saja berasmu itu !". Dengan berlinang air mata sang ibu pun berlutut di depan pengawas tersebut dan berkata: "Maafkan saya bu, sebenarnya beras ini saya dapat dari mengemis". Setelah mendengar kata sang ibu, pengawas itu kaget dan tidak bisa berkata apa-apa lagi. Sang ibu tersebut akhirnya duduk di atas lantai, menggulung celananya dan memperlihatkan kakinya yang sudah mengeras dan membengkak.

Sang ibu tersebut menghapus air mata dan berkata: "Saya menderita rematik stadium terakhir, bahkan untuk berjalan pun susah, apalagi untuk bercocok tanam. Anakku sangat mengerti kondisiku dan mau berhenti sekolah untuk membantuku bekerja disawah. Tapi saya melarang dan menyuruhnya bersekolah lagi."

Selama ini dia tidak memberitahu sanak saudaranya yang ada di kampung sebelah. Lebih-lebih takut melukai harga diri anaknya. Setiap hari pagi-pagi buta dengan kantong kosong dan bantuan tongkat pergi ke kampung sebelah untuk mengemis. Sampai hari sudah gelap pelan-pelan kembali ke kampung sendiri. Sampai pada awal bulan semua beras yang terkumpul diserahkan kesekolah.

Pada saat sang ibu bercerita, secara tidak sadar air mata Pengawas itupun mulai mengalir,
kemudian mengangkat ibu tersebut dari lantai dan berkata: "Bu sekarang saya akan melapor kepada kepala sekolah, supaya bisa diberikan sumbangan untuk keluarga ibu." Sang ibu buru- buru menolak dan berkata: "Jangan, kalau anakku tahu ibunya pergi mengemis untuk sekolah anaknya, maka itu akan menghancurkan harga dirinya. Dan itu akan mengganggu sekolahnya. Saya sangat terharu dengan kebaikan hati ibu pengawas, tetapi tolong ibu bisa menjaga rahasia ini."

Akhirnya masalah ini diketahui juga oleh kepala sekolah. Secara diam-diam kepala sekolah membebaskan biaya sekolah dan biaya hidup anak tersebut selama tiga tahun. Setelah tiga tahun kemudian, sang anak tersebut lulus masuk ke perguruan tinggi qing hua dengan nilai 627 point.

Di hari perpisahan sekolah, kepala sekolah sengaja mengundang ibu dari anak ini duduk di atas tempat duduk utama. Ibu ini merasa aneh, begitu banyak murid yang mendapat nilai tinggi, tetapi mengapa hanya ibu ini yang diundang. Yang lebih aneh lagi disana masih terdapat tiga kantong beras.

Pengawas sekolah tersebut akhirnya maju ke depan dan menceritakan kisah sang ibu ini yang mengemis beras demi anaknya bersekolah. Kepala sekolah pun menunjukkan tiga kantong beras itu dengan penuh haru dan berkata : "Inilah sang ibu dalam cerita tadi."

Dan mempersilakan sang ibu tersebut yang sangat luar biasa untuk naik ke atas mimbar.

Anak dari sang ibu tersebut dengan ragu-ragu melihat ke belakang dan melihat gurunya menuntun ibunya berjalan ke atas mimbar. Sang ibu dan sang anakpun saling bertatapan. Pandangan ibu yang hangat dan lembut kepada anaknya. Akhirnya sang anak pun memeluk dan merangkul erat ibunya dan berkata: "Oh ibuku..................

Tidak populer di bumi, tetapi sangat dikenal penghuni Langit

Bismillah,

Sebuah tulisan dari bukunya Ust. yusuf Mansyur. dalam bukunya Membumikan Rahmat Allah. Majhuuun fil ardh, masyhuurun fissamaa. Tidak populer di bumi, tetapi sangat dikenal penghuni langit. Berikut lengkapnya,

Ungkapan itu terungkap dari Rasulullah SAW ketika beliau meminta Ali bin Abi Thalib R.A mengecek keberadaan seorang pemuda yang kemudian dikenal dengan nama Uwais Al-Qarni. Ali R.A yang menjadi salah satu khalifah (khalifah ke-4) dari khulafaur rasyidin, diminta oleh Rasullullah SAW mencari pemuda yang namanya sangat harum di kawasan “langit”. Bingung Ali RA dibuat. Apa istimewanya Uwais sehingga beliau menyuruhnya untuk mencari pemuda ini dan menceritkan keterkenalannya di kawasan langit, Jibril dan malaikat Allah yang lain.

Ali bertambah bingung karena mencari pemuda ini bukan perkara gampang. Susah betul. Ya, susah sekali beliau menemukan pemuda ini. Karena Uwais bukan sebuah nama public figure. Uwais bukanlah pemuda ngetop yang namanya dikenal seantero jagat. Uwais bukanlah orator. bukanlah ahli yang setiap ungkapannya selalu memukau pendengar dan mengundang tepukan dan decakan rasa kagum. Uwais juga bukan penderma hebat yang namanya tercantum di harian apa saja sebagai penyumbang terbanyak. Uwais juga bukan seorang pejabat yang pandai memainkan perasaan dan memainkan air muka. Uwais bukanlah seorang bintang yang kehadirannya ditunggu jutaan fans-nya. Pokoknya Uwais bukanlah siapa-siapa, ia hanya seorang pemuda biasa. Bahkan jauh sangat.

Satu kelbihannya yang menyebabkan Rasulullah SAW memerintahkan Ali untuk mencari dan meminta do’a darinya, dan membuat seluruh penghuni langit mencintainya adalah kecintaan Uwais pada ibunya. Ia konon mengorbankan masa remajanya untuk mencurahkan kasih dan sayangnya pada ibunya. Ia mengorbankan begitu banyak kesempatan yang mestinya ia kecap lantaran begitu berbaktinya kepada bunda yang telah mengandungnya

Majhuulun fil ardh, msyhuurun fissamaa, adalah potongan ungkapan Rasulullah SAW yang menggmbarkan bahwa standar ukuran kemuliaan manusia bukanlah dimata manusia itu sendiri, tapi nilainya dimata Allah SWT. Kondisi saat ini menggambarkan kebalikannya, masyarakat kita seolah digelapkan dengan idola idola yang sangat agung kedudukannya di mata manusia, tapi belum tentu di mata Tuhan. Masyarakat kita, Indonesia, memiliki banyak bintang yang punya jutaan fans fanatik, yang muncul dari satu layar kaca ke layar kaca, waktu demi waktu. Indonesia punya banyak pemuka agama yang juga memiliki banyak pengagumnya. Indonesia punya banyak pejabat dan wakil rakyat yang begitu antusias membeli dan memperjuangkan nasib bangsanya. Bahkan negeri ini banyak memiliki pemimpin yang selalu bercerita bahwa ia satu sisi dengan nasib penumpang yang dinahkodainya. Tetapi benarkah? Hanya mereka yang tahu jawabannya.

Pernyataan ini justru cambuk bagi kita, bahwa ungkapan Majhuulun fil ardh, msyhuurun fissamaa,harusnya menyadarkan kita tentang apa yang telah kita lakukan agar para malaikat senantiasa mendo’akan kita. Sekaligus seharusnya menyadarkan kita bahwa menjadi tidak penting hanya terkenal menurut derajat kemanusiaan sementara kita mengabaikan standar ketuhanan. Atau bisa jadi bahwa Tuhan muak dengan pribadi kita. na’uduzubillah. Padahal,

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Al Hujuurat 13)

Wallahu ‘Alam bi shawab.

artikel diambil dari sini

Memilih Pergaulan


Nggak gaul itu aib. Tapi salah bergaul itu musibah.

Semenjak ada bunyi celaan "gak gaul lo...", dan slogan "anak gaul" jadi ngetren, semenjak itu anak remaja tidak ingin ketinggalan dalam pergaulan. Label "anak gaul" tersemat bukan cuma untuk mereka yang punya teman banyak, tapi lebih pada mereka yang eksis nongkrong di mal-mal, cafe, dan tempat keramaian.

Pergaulan itu suatu kemestian. Setidaknya kita bisa mengambil kesimpulan itu setelah guru Sosiologi berkata bahwa manusia itu makhluk sosial. Manusia membutuhkan manusia lainnya. Manfaat pergaulan tidak perlu dijabarkan lagi. Bergaul itu naluri manusia. Tapi yang perlu diwanti-wanti adalah dengan siapa kita bergaul? Haruskah kita memilih-milih teman dalam pergaulan?

Pentingnya Memilih Teman Bergaul
"Berteman jangan suka milih-milih." Kata-kata itu tepat untuk orang yang sombong yang hanya mau bergaul dengan orang yang ia pikir selevel dengan dia. Tapi sejatinya kata-kata itu tidak sepenuhnya benar. Kita juga harus menyeleksi teman bergaul. Hanya kriterianya yang harus tepat. Jangan gunakan kriteria yang menjerumuskan kita menjadi orang yang sombong dan tidak baik. Tapi gunakan kriteria yang akan membuat kita menjadi anak yang baik.

Sombong kalau kriteria teman kita adalah anak orang kaya saja (udah sombong, matre pula). Sombong kalau kriteria teman kita itu yang ganteng atau cantik saja. Intinya, kalau kita mengambil standar duniawi sebagai teman, maka kita bisa termasuk sombong. Dalam hadits, Rasulullah mendefinisikan sombong sebagai merendahkan manusia. "Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia." (HR. Muslim)

Memang pertemanan itu ada tingkatan-tingkatannya. Ada yang hanya kenalan. Ada yang teman biasa seperti teman kelas, teman les. Ada juga teman yang lumayan dekat yang kita sering berinteraksi dengannya, ini yang disebut teman bergaul. Dan ada juga yang lebih dekat lagi yang kita sebut sebagai sahabat. Dalam berteman, jangan sampai kita merendahkan orang lain. Janganlah kita hanya mau punya teman bergaul dari orang-orang yang kita pilih berlandaskan keduniaan dan menghindari pergaulan dengan orang lain karena kita meremehkan orang tersebut.

Bagaimana kriteria yang menjadikan kita anak yang baik? Pastinya, kriteria yang berdasarkan pada kebaikan. Maksudnya, kita memilih teman bergaul yang kita sering berinteraksi dengan mereka dari kalangan orang-orang yang berakhlak baik, sholeh, rajin belajar, gemar menabung, suka menjahit dan memasak... Ups kebanyakan...

Pergaulan itu bisa menularkan perilaku seseorang kepada temannya. Tak sedikit anak baik-baik yang terjerat narkoba hanya karena salah memilih pergaulan. Seorang anak dari keluarga yang tidak merokok bisa jadi perokok karena bergaul dengan teman-teman perokok. Dan sebagaimana watak buruk itu menular, watak baik pun bisa menyebar melalui pergaulan. Itulah makanya Rasulullah berpesan untuk memperhatikan teman bergaul.

“Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang sholih dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak enak.” (HR. Bukhari no. 2101, dari Abu Musa)

Dalam menjelaskan hadits ini Imam An-Nawawi berkata, “Hadits ini berbicara tentang keutamaan bergaul dengan orang-orang yang soleh, pelaku kebaikan, tata krama, akhlak mulia, wara’, berilmu, dan mempunyai sopan santun. Sebaliknya, hadits ini melarang kita bergaul dengan pelaku kejahatan, pembuat bid‘ah, suka menggunjing, berbuat dosa, dan sikap tidak terpuji lainnya.”

Dalam hadits lain Rasulullah bersabda: “Seseorang akan mencocoki kebiasaan teman karibnya. Oleh karenanya, perhatikanlah siapa yang akan menjadi teman karib kalian”. (HR. Abu Daud no. 4833, Tirmidzi no. 2378, Ahmad 2/344, dari Abu Hurairah)

Imam Al Ghozali rahimahullah mengatakan, “Bersahabat dan bergaul dengan orang-orang yang pelit, akan mengakibatkan kita tertular pelitnya. Sedangkan bersahabat dengan orang yang zuhud, membuat kita juga ikut zuhud dalam masalah dunia. Karena memang asalnya seseorang akan mencontoh teman dekatnya.” (Tuhfatul Ahwadzi, 7/42)

Kalau di sekolah ada ekstrakurikuler Rohani Islam, inilah kumpulan anak-anak sholeh yang sangat direkomendasikan jadi teman bergaul kita. Banyak sifat baik di komunitas ini yang bisa tertular pada kita.

Ali bin Abi Thalib ra berkata, “Hati-hatilah kalian dalam memilih teman, sesungguhnya teman adalah bekal di dunia dan akhirat.” 

Merengkuh Nikmatnya Ukhuwah

Sejatinya mukmin itu bersaudara. Ukhuwah Islamiyah itu ada di antara umat muslim. Tapi ukhuwah itu bisa menjadi tak terasa ada bila sesama mukmin tidak saling akrab karena Allah swt.

Bersahabat dengan orang yang sholih, akan membuat kita merasakan indahnya ukhuwah Islamiyah. Dengan ukhuwah, kita bisa merasakan lezatnya keimanan. Saat keimanan kita turun, ada yang menasehati dan menyemangati. Saat kita merasa butuh, ada yang memberikan bantuan karena Allah swt. Pertolongan karena Allah terasa tulus karena pertolongan itu didasari niat yang lurus, bukan karena ada maunya.

Sebagai anak muda, ada peluang yang besar untuk mendapatkan naungan di akhirat, di mana saat itu tidak ada naungan selain naungan dari Allah swt. Abu Hurairah r.a. mewartakan bahwa Nabi Saw bersabda, ada 7 kategori orang yang mendapat naungan Allah di hari kiamat. Salah satunya adalah pemuda yang menyibukkan diri dengan beribadah kepada Allah swt. Kategori lainnya adalah orang dua orang yang saling mencintai karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, berkumpul dan berpisah karena Allah pula.

Selain itu, orang yang merasakan manisnya ukhuwah Islamiyah, akan berdiri di atas mimbar-mimbar yang terbuat dari cahaya. Sebuah hadist dari Umar bin Khattab, diriwayatkan oleh Ibnu Abdil Bar dalam at-Tamhid, Rasulullaah Shalallaahu ‘alaihy wasallam bersabda: "Allah mempunyai hamba-hamba yang bukan nabi & bukan syuhada, tapi para nabi & syuhada tertarik oleh kedudukan mereka di sisi Allah. Para sahabat berkata, "Wahai Rasulullah, siapa mereka & bagaimana amal mereka? Semoga saja kami bisa mencintai mereka." Rasulullaah saw bersabda, "Mereka adalah suatu kaum yang saling mencintai dengan karunia dari Allah. Mereka tidak memiliki hubungan nasab & tidak memiliki harta yang mereka kelola bersama. Demi Allah mereka adalah cahaya & mereka kelak akan ada di atas mimbar-mimbar dari cahaya. Mereka tidak merasa takut ketika banyak manusia merasa takut.Mereka tidak bersedih ketika banyak manusia bersedih" Kemudian Rasulullaah saw membacakan firman Allah: "Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati" (TQS Yunus :62)

Bagaimana kalau salah bergaul? Allah telah menggambarkan keadaan orang-orang yang salah bergaul dalam Al-Qur'an. Keadaan mereka di neraka saling menyalahkan satu sama lain.

”Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikkan dalam neraka, mereka berkata: "Alangkah baiknya, andaikata kami ta`at kepada Allah dan ta`at (pula) kepada Rasul". Dan mereka berkata: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menta`ati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar). Ya Tuhan kami, timpakanlah kepada mereka azab dua kali lipat dan kutuklah mereka dengan kutukan yang besar".(QS AlAhzab ayat 66-68)

Jadi, yuk bergaul dengan orang-orang yang tepat. 

*artikel dari Islamedia 
*image dari sini  

Undangan Reuni dari Al Mageti Foundation

Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh..

InsyaAllah dengan niat menjaga tali silaturahim antar alumni Magetan dimanapun berada, maka kami Al Mageti Foundation (AMF) mengadakan acara reuni akbar yang akan diadakan pada :
Hari : Jumat
Tanggal : 2 September 2011
Pukul : 13.00 - selesai
Tempat : Dapur Desa (Jalan Raya Takeran, dekat pom bensin)
Mengundang : rekan-rekan alumni Magetan semua yang merasa butuh, peduli atau ingin mengenal lebih jauh tentang AMF
Acara :
- silaturahim antar alumni
- membahas progress, rencana dan strategi Al Mageti Foundation ke depan.

Atas perhatian dan kehadiran rekan-rekan semua kami ucapkan Jazakumullah khairan katsira.

Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh

Somewhere, 12 Agustus 2011

ttd

Ketua Umum,
Nugroho Andi Rama (alumnus SMUSAMA angkatan masuk 2000)

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Printable Coupons