SELAMAT DATANG DI BLOG AMF
Al Mageti Foundation (AMF) adalah program bantuan beasiswa dari alumni Magetan kepada pelajar Magetan
Mimpi AMF adalah menjadi lembaga sosial profesional yang dapat membantu ratusan siswa yang kurang mampu
Bantuan dapat disalurkan melalui: Rekening bank Muamalat: 0124727845 atas nama: Setyo Purwanto (Bendahara Umum AMF) Kode atm bersama: 147

Idealisme dan AMF

Bismillahirrahmanirrahim

Coba kita bayangkan cerita fiktif berikut ini. Saya yakin ada banyak adik-adik kita di Magetan yang berada pada posisi seperti itu.

Alkisah ada seorang pelajar bernama Jono. Hidup bersama ayah (yang menjadi PNS) dan ibu (bekerja di rumah), membuat kehidupan Jono yang anak tunggal cukup 'aman' jika untuk masalah makan saja. Namun sayangnya urusan kehidupan bukan hanya masalah perut saja. Urusan pendidikan salah satunya. Jono termasuk anak yang cukup pandai di sekolahnya. Tentu orang tua Jono sangat bangga dengan dia. Suatu ketika Jono akhirnya lulus dari SMP dengan nilai yang sangat baik. Jono pun pantas untuk masuk ke SMU favorit di daerahnya. Namun biaya SPP yang sangat tinggi membuat orang tua Jono kesulitan untuk membiayainya. Disamping itu ayah Jono juga harus menanggung pendidikan 2 adik sepupunya yang masih SD. Selama ini biaya pendidikan Jono sampai SMP, masih sanggup untuk dibiayai oleh orang tua Jono . Namun ketika Jono diterima di SMU favorit di daerahnya, ayah Jono merasa keberatan dengan biaya itu. Akhirnya orang tua Jono bersepakat menyekolahkan Jono di SMU yang lain. Namun Jono menolak. Jono berupaya menjelaskan ke orang tuanya dengan santun bahwa Jono memiliki cita-cita yang sangat tinggi untuk bisa sekolah terus sampai nanti menjadi Dosen. Akhirnya dengan berat hati orang tuanya menyekolahkan dia di SMU favorit itu. Ibu Jono pun akhirnya rela bekerja menjahit baju tetangga untuk memenuhi kebutuhan pendidikan Jono dan kedua adik sepupunya itu.

Di bulan ke enam sekolahnya, mulai kelihatan betapa beratnya menanggung uang SPP Jono. Sudah 2 bulan ini Jono dipanggil kepala sekolah karena terus nunggak pembayaran SPP. Orang tua Jono bahkan sempat memutuskan untuk memindahkan Jono ke sekolah lain yang lebih terjangkau. Namun ada satu hal yang sangat disayangkan. Ternyata Jono salah satu murid terpandai di kelasnya. Jono dan orang tuanya bingung mau meminta bantuan ke siapa.

Cerita fiktif diatas sengaja saya utarakan karena saya yakin banyak pelajar yang mungkin mengalami hal yang mirip. Bingung harus bagaimana untuk bisa melanjutkan sekolah di SMU favorit. Posisi Jono sebenarnya tidak berada di ujung tanduk, dia masih bisa meneruskan sekolahnya di sekolah lain dengan biaya yang lebih terjangkau. Tapi sungguh sayang, pada akhirnya hanya orang-orang kaya yang bisa bersekolah di sekolah terbaik itu.

Sekali lagi, posisi Jono tidak berada di ujung tanduk. Keluarga Jono adalah potret keluarga yang masih bisa memenuhi kebutuhan makan, namun untuk kebutuhan pendidikan (khususnya sekolah terbaik) masih kesusahan. Ada juga kemungkinan potret keluarga lain seperti keluarganya Joni (temennya Jono) yang jangankan untuk bersekolah, untuk makan dan pakaian saja masih kesulitan. Dua kondisi ini semuanya patut untuk dibantu, meski tentu saja potret keluarga yang terakhir (keluarga Joni) memiliki prioritas tinggi dibandingkan potret keluarga Jono. Tapi tetap keduanya harus dibantu. Kemudian muncul pertanyaan, dimana peran alumni? kemana alumni yang sudah mapan? apa peran alumni untuk kondisi seperti yang dialami Joni dan Jono?

Disinilah sebenarnya peran alumni bisa dimaksimalkan. Penulis begitu terharu ketika pertama kali nimbrung di forum mageti yang membahas project bantuan dana pendidikan atas nama AMF untuk membantu pelajar di Magetan yang kesulitan dana pendidikan.

Kita tidak boleh selamanya terkungkung pada yang namanya realitas, namun tetap harus berpijak pada yang namanya idealisme. Meski jika pada kenyataannya nanti realitas yang kita dapat, namun sebelum realitas itu pada akhirnya berhasil mengejar kita yang sedang berlari menuju idealisme, hendaknya kita pastikan realitas itu sudah berpeluh keringat dengan kaki terpincang-pincang mengejar kita.

Seperti halnya nasib Jono, idealisme Jono adalah bersekolah di sekolah terbaik. Sebelum Jono pada akhirnya kenyataan berbicara bahwa dia harus berhenti dan pindah sekolah, setidaknya sudah seribu usaha harus dilakukan baik dari Jono sendiri maupun lingkungannya (misalnya : alumni) yang mungkin bisa berperan.

Entahlah.. ada tali merah (bukan benang merah ya.. ^_^) yang saya lihat dari cerita Jono dan AMF ini. Tali merah yang harus tetap kita jaga, jangan sampai terputus.



AMF adalah tali...yah tali idealisme yang menyeret Jono.. jauh meninggalkan realita yang tergopoh-gopoh mengejarnya

(/fin)

0 comments:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Printable Coupons